Thursday, September 5, 2013

Lagi tentang Habbatus Sauda

Habbatussauda ialah sejenis tumbuhan yang banyak terdapat di kawasan Mediterranea dan di kawasan yang beriklim gurun. Nama biologinya adalah Nigella Sativa, di Eropa ia dikenal sebagai “black seed” atau “black cumin”, di Malaysia dan Indonesia dikenal sebagai “jintan hitam”, di Mesir, ia lebih dikenal sebagai “Habbah Barakah” (karena kemampuannya mengobati berbagai jenis penyakit).

Assalamualaikum, lagitantang habbatus sauda, maklumat ini diperolehi dari www.glosir-surabaya.com.  saya copy paste saja dan edit sikit-sikit.

Bentuknya berupa biji kecil-kecil berwarna hitam sehingga orang Arab menamakannya habbatussauda yang bererti biji hitam. Biji yang kecil ini ternyata Subhanallah mengandung berbagai zat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Bahkan pada penelitian terakhir disebutkan kalau biji hitam ini mampu membangkitkan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh (immunity system) yang mampu mengusir dan mempertahankan tubuh dari serangan berbagai macam penyakit.




Habbatussauda (Nigella Sativa/ Black Seed) telah digunakan ribuan tahun lamanya (lebih dari 3000 tahun). Terbukti dengan ditemukannya minyak habbatussauda di pekuburan Tuthankhamen (kuburan raja-raja mesir kuno).
Dahulu, minyak habbatussauda ini hanya boleh digunakan oleh raja dan keluarganya. Habatussauda juga dikonsumsi oleh raja-raja jaman Yunani kuno, dengan dijadikannya tanaman ini sebagai tanaman yang berkhasiat membantu mereka di akhir-akhir kehidupannya.

Di beberapa negara di benua Asia (terutama Asia timur bagian tengah) dan benua Eropa Timur bagian tengah, habatussauda digunakan untuk mengangkat derajat kesehatan dan pengobatan pada banyak penyakit ringan dan berat.

Tanaman Habbatussauda secara keseluruhan tampak seperti segitiga, bijinya berwarna hitam, beraroma sangat menyengat dan rasanya pahit, memiliki tinggi 35-50 cm yang bercabang dan melingkar pada bagian atasnya, berambut, memiliki bunga-bunga dengan warna putih kebiruan, dan dipenuhi dengan dedaunan. Butir-butir Habbatussauda dapat mereproduksi diri dengan sendirinya dan akan mengalami metamorfosis (perubahan dan pematangan bentuk fisik) dari biji yang (pada awalnya) berwarna putih menjadi biji yang berwarna hitam (setelah mengalami metamorfosis)

Karakteristik Jintan Hitam

Habbatus sauda’ adalah sejenis tanaman yang dikenal sebagai tanaman obat, dapat tumbuh di berbagai macam tempat namun paling baik ditanam di daerah yang beriklim panas dan kering karena akan berpengaruh pada kandungan nutrisinya. Biji-biji Habbatus sauda’ ukurannya kecil dan pendek (panjang antara 1-2 mm), hitam, berbentuk trigonal dan jika dilihat dengan menggunakan mikroskop tampak seperti batu api (geretan), memiliki rasa yang kuat dan pedas seperti lada.

Bunga Habbatus sauda’ berwarna ungu kebiru-biruan atau putih. Pusat pertumbuhan bunga tersebut pada bagian cabang di semua tangkainya saat daunnya saling tumbuh berseberangan secara berpasangan. Daun di bagian bawah bentuknya kecil dan pendek, sedangkan bagian atas lebih panjang (6-10 cm). Batang bunga tersebut bisa mencapai ketinggian 12 sampai 18 inchi.

Habbatus sauda’ adalah tumbuhan biseksual artinya dapat mengembangbiakkan dirinya sendiri dan membentuk sebuah kapsul buah yang mengandung banyak biji trigonal putih. Saat kapsul buah tersebut matang, ia akan membuka dan biji yang ada di dalamnya akan mengudara dan warnanya akan berubah menjadi hitam sehingga sering disebut biji hitam (Black Seed).

Klasifikasi Botani

Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Ranunculaceae

Sejarah Jintan Hitam

Nigella Sativa (Black Seed) ditemukan di daerah pekuburan Tutankhamen, memiliki peranan penting dalam praktek kehidupan Mesir kuno. Walaupun peran pentingnya dalam kehidupan Mesir kuno tidak diketahui secara pasti, namun kita tahu bahwa apa yang dilakukan untuk Raja pada saat itu pastilah sesuatu hal yang sangat hati-hati dan terbaik.

Referensi tulisan pertama tentang Habbatus sauda’ pertama kali ditemukan dibuku Isaiah dalam Old Testament. Isaiah menjelaskan. “For the black cumin is not threshed with a threshing sledge, nor is a cart wheel rolled over the cumin, but the black cumin is beaten out with a stick, and the cumin with a rod.” (Isaiah 28:25, 27 NKJV). Easton’s Bible Dictionary menjelaskan bahwa bahasa Yahudi untuk kata black cumin, “ketsah”, mengacu pada pasti “Nigella Sativa”, merupakan ordo Ranunculacae yang tumbuh liar di negara-negara Mediterania, dan dikembangbiakkan di Mesir dan Syria.

Dioscoredes, ahli fisika Yunani di abad ke-satu, melaporkan bahwa Habbatus sauda’ dipakai untuk mengobati sakit kepala, hidung tersumbat, sakit gigi, dan penyakit internis. Selain itu, juga digunakan untuk membantu masa menstruasi dan meningkatkan produksi susu pada ibu menyusui.

Tokoh muslim, Al-Biruni (973-1048), yang menggabungkan obat-obatan leluhur India dan Cina menyebutkan bahwa Habbatus sauda’ adalah sejenis biji-bijian yang disebut dengan alwanak dalam bahasa Sigzi. Kemudian, pernyataan ini dibenarkan oleh Suhar Bakht yang menjelaskan bahwa Habbatus sauda’ sebagai habb-i-Sagzi. Referensi “biji-bijian” ini memungkinkan orang menggunakannya sebagai bahan nutrisi di abad ke 10 dan 11 Masehi.

Dalam sistem pengobatan di Greco-Arab/Unani-Tibb, yang berasal dari Hippocrates, Galen dan Ibnu Sina, Habbatus sauda’ merupakan penyembuh yang bernilai dalam mengobati disfungsi pencernaan dan hepatitis dan digambarkan sebagai stimulan untuk kondisi-kondisi berbeda, pereda demam tinggi.

Ibnu Sina (980-1037), dalam karya terbesarnya “The Canon of Medicine”, dianggap banyak orang sebagai buku paling terkenal di dunia kedokteran, di Timur atau Barat, menyatakan Habbatus sauda’ dapat menstimulasi energi di tubuh dan membantu penyembuhan dari kelelahan atau kurang semangat.



No comments:

Post a Comment